Jumat, 26 Maret 2010

Open Recruitment

info lowongan pekerjaan mahasiswa
HIMADATA present
open recruitment : 25 orang panitia workshop 1001 cara mengajar bahasa inggris,
syarat : IPK min 2,5 mau bekerja keras, mampu bekerja dalam team, mampu bekerja dibawah tekanan, pengalaman di kepanitiaan tidak dipermasalahkan (ada lebih baik).

walk in interview : senin - rabu (29-31 maret 2010) pada jam kerja..(harap konfirm dulu).. di HIMADATA

buruan..kesempatan terbatas..!!

info lebih lanjut log on : greenleafub.blogspot.com atau di hot line HIMADATA 088211017181 (pulsanya bayar)


Kamis, 25 Maret 2010

DPM Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan sekelumit masalah yang ada

Fungsi dan kinerja DPM FP-UB belumlah sejalan. Secara umum, DPM FP-UB didirikan dengan gambaran sama seperti DPR atau MPR di tataran pemerintahan. Seharusnya kinerja DPM FP-UB haruslah mengamanahkan aspirasi Mahasiswa Fakultas Pertanian, yang kemudian di tindak lanjuti oleh tataran yang seharusnya mewenangi. Akan tetapi, bukti riil dilapang tak membuktikan hal sama. Kebinggungan akan program kerja yang tidaklah jelas, membuat pihak-pihak yang berkecimpung didalamnya tidaklah pasti dalam menjalankan tugasnya. Permasalahan yang muncul dari tahun-tahun sebelumnya tidaklah terselesaikan dengan pasti. Bahkan dirasa teracuhkan begitu saja, saya ambil sebuah contoh, kejelasan mengenai lingkup Agroekoteknologi dan Agribisnis di tataran Lembaga Kedaulatan Mahasiswa. Permasalahan yang mencuat diawal tahun 2007 ini belumlah terjawab secara pasti, sedangkan mahasiwa Agroekoteknologi pioner masih dalam kebinggungan mengenai kejelasan keanggotaan mereka. Bagaimana menggambarkan dan menyalurkan aspirasi mereka. Dikepalai oleh 3 himpunan mahasiswa jurusan bukanlah hal yang mudah, karena Agroekoteknologi memiliki 3 keprofesian yang tergabung menjadi satu. Sedangkan HMJ, memiliki spesifikasi pada keprofesian masing-masing jurusan. Sehingga secara tidak langsung Agroekoteknologi harus membuang 2 keprofesian lain untuk hanya dapat belajar keorganisasian. Walau peminatan masih berjalan di semester ke 5. Seharusnya DPM harus berperan aktif untuk menentukan jalan yang terbaik bagi Agroekoteknologi.



SEBUAH DILEMA ATAU SEBUAH RASA ACUH


Awal terbentuk struktural, DPM FP-UB begitu terlihat dengan kesibukan yang ada. Lalu, berjalan beberapa saat hilang tanpa ada kejelasan yang pasti. Harus bagaimana dan seperti apa DPM FP-UB merelisasikan tugas dan fungsinya tersebut. Jikalau memang sebagai pengawas, apa yang seharusnya diawasi? Dan, jikalau sebagai wadah aspirasi, mengapa tidak ada realisasi yang pasti? Wacana ini pernah ditulis oleh pers FP-UB dalam majalah CANOPY, akan tetapi tidak adanya tanggapan yang pasti mengenai hal ini. Membuat lembaga tertinggi di lingkup LKM FP-UB ini konstan dari tahun ke tahun. Dilihat dari aspek sosial, seorang yang menjabat sebagai pengurus DPM tidaklah hanya berasal dari satu himpunan jurusan saja. Sehingga informasi yang didapat tidaklah sulit. Informasi-informasi yang muncul dari mahasiswa dapat dikaji ulang untuk mendapatkan titik terang. Secara singkat masa jabatan dan terbatasnya SDM, dijadikan salah satu alasan. Lalu apakah tidak ada pelimpahan yang jelas dari kepengurusan yang lama ke dalam kepengurusan yang baru? Mungkin jawabnya tidak ada, setelah melihat apa yang terjadi. Kemudian bagaimana paradigma ini harus ditanggapi lebih lanjut oleh aktivis LKM FB-UB? Semuanya tergantung bagaimana kejelasan dan keberhasilan dari generasi sebelumnya mengajarkan ke generasi muda. Apakah semua ini hanyalah dilema atau sebuah rasa acuh, peran aktif MaPerta-lah yang dapat dijadikan sebuah tolok ukur. (munte)

Minggu, 21 Maret 2010

Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya




Lagi seru-serunya searching, dapat ini Jadwal penerimaan mahasiswa baru Universitas Brawiajaya 2010. So, yang punya adek, sepupu, teman, anaknya temen bapak, anaknya temen ibu, dan teman-temannya sekalian yang mau masuk Universitas Brawijaya. Bisa klik disini

Atau ingin informasinya lengkapnya di SELMA Universitas Brawijaya

Pustaka Fakultas Pertanian UB : PROGRAM STUDI :Agroekoteknologi dan Agribisnis: Erosi dan konservasi tanah

Pustaka Fakultas Pertanian UB : PROGRAM STUDI :Agroekoteknologi dan Agribisnis: Erosi dan konservasi tanah




Jumat, 19 Maret 2010

BEASISWA FP UB


Persyaratan mahasiswa yang mengajukan beasiswa wajib melampirkan berkas sebagai berikut :
1. Persyaratan Wajib :
a. Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) / surat keterangan KTP sementara dari Pejabat berwenang
c. Fotokopi Kartu Keluarga Terlegalisir
d. Fotokopi Rekening Listrik, Telepon dan PDAM dua bulan terakhir (bagi yang tidak menggunakan rekening listrik, telepon dan PDAM memakai surat keterangan dari Pejabat daerah,RT,RW)
e. Fotokopi Bukti Pembayaran PBB (bagi yang tidak memiliki Bukti Pembayaran PBB memakai surat keterangan dari Pejabat daerah, RT, RW)
f. Fotokopi Slip Gaji / Surat Keterangan Penghasilan Orang Tua/Wali, disahkan oleh Pejabat Berwenang (bagi PNS/Perusahaan Swasta disahkan oleh Bagian Keuangan dan bagi selain PNS / Perusahaan Swasta disahkan oleh Lurah / Kepala Desa)
g. Fotokopi KHS Semester Terakhir Terlegalisir dari fakultas masing-masing
h. Untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik (kecuali prodi Teknik Industri) dan Program Vokasi wajib melampirkan fotokopi KHS semua semester yang terlegalisir dari fakultas masing-masing.
i. Formulir Biodata Mahasiswa
j. Formulir permohonan beasiswa
k. Formulir Advokasi
l. Formulir Pendataan
2. Persyaratan Khusus :
. Fotokopi Biaya SPP anak yang menjadi tanggungan Orang Tua (SD, SMP, SMA, PT) satu lembar
a. Fotokopi semua STNK kendaraan pribadi yang dimiliki (bila ada)
b. Fotokopi sertifikat penghargaan selama menjadi mahasiswa yang dilegalisir oleh fakultas masing-masing
c. Surat Keterangan Aktif dari Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (BEM, EM, HMJ, UKM dll) yang diikuti (bagi mahasiswa yang menjadi pengurus organisasi mahasiswa intra kampus)
d. Surat Keterangan Tidak Mampu disahkan oleh Lurah/Kepala Desa dan BEM Fakultas yang bersangkutan (bagi mahasiswa tidak mampu/miskin)


alur pengajuan beasiswa :
sementara akan dijelaskan langsung ke personal..
hubungi HIMADATA atau pihak yang terkait..

link beasiswa Universitas Brawijaya

info beasiswa

Rabu, 17 Maret 2010

Pemaksaan Baru Bernama Agroekoteknologi

Surat Keputusan Dirjen Dikti No 163/2007 tentang Penataan Nama dan Kode Program Studi yang berisi penggabungan Program Studi (PS) Budidaya/Agronomi, Hortikultura, dan Arsitektur Lansekap ke dalam satu wadah bernama Agroekoteknologi, bisa jadi didasari pemikiran turunnya minat mahasiswa terhadap program tersebut.

Padahal, jika dicermati kepentingan didirikannya suatu PS tidak semata-mata didasarkan pada hukum penawaran dan permintaan. Bisa dibayangkan, apabila sebuah PS yang didirikan harus mengacu pada jumlah peminat calon mahasiswa, bagaimana nasib sebuah disiplin ilmu yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan dunia pertanian di tanah air harus ditututp hanya karena peminatnya sedikit?

Kondisi itu membuat para penyelenggara PS berusaha meningkatkan peminat dengan berbagai cara, termasuk cara-cara yang tidak sehat. Pemerintah semestinya berperilaku adil pada seluruh disiplin ilmu untuk berkembang. Tapi yang kita rasakan sekarang, pemerintah cenderung mengembangkan PS tertentu hanya karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Jika mau jujur mengakui, fenomena terus menurunnya minat mahasiswa untuk belajar pertanian tidak terlepas dari buruknya potret pertanian di negeri ini. Dunia pertanian kita dari waktu ke waktu tidak mengalami perkembangan yang signifikan sehingga meruntuhkan motivasi generasi muda untuk belajar pertanian. Dunia pertanian kita bahkan cenderung ditinggalkan oleh rakyat.

Ini berakar pada terlalu berpihaknya pemerintah terhadap sektor industri sejak pertengahan tahun 1980-an. Pada dekade sebelumnya, terjadi peningkatan yang luar biasa pada sektor pertanian. Pemerintah menganggap pembangunan pertanian dapat bergulir atau berjalan dengan sendirinya. Asumsi ini membuat pemerintah mengacuhkan pertanian dalam strategi pembangunannya.

Tidak Menguntungkan

Sebetulnya, hal ini tidak terlepas dari paradigma pembangunan yang lebih menekankan pada industrialisasi. Pemerintah mencurahkan perhatian pada sektor industri, yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan proteksi yang sistematis, di mana secara sadar atau tidak, proteksi ini telah merapuhkan basis pertanian pada tingkat petani (Yayat Dinar N, 2007).


Sebetulnya, fenomena mengenai kemunduran dunia pertanian kita adalah anggapan sektor tersebut tidak lagi menjadi primadona dan tidak menjanjikan. Pendapatan dari sektor pertanian tidak memadai, di mana harga jual rendah sementara biaya produksi tinggi. Sebetulnya, hal ini terjadi karena kelemahan kebijakan pemerintah, mulai dari penyediaan pupuk, pembelian gabah, penerapan harga pembelian pemerintah (HPP), distribusi beras, sampai pengelolaan agrobisnis.

Setiap lini, dari hulu sampai hilir, tidak berjalan sistematis sehingga banyak ketimpangan dalam mengimplemetasikan kebijakan tersebut. Lingkaran inilah yang membuat sektor pertanian tidak menguntungkan karena menimbulkan ekonomi biaya tinggi dalam proses produksinya.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dunia pertanian. Pertama, terbatasnya pemasaran produk pertanian. Hanya produk-produk tertentu dari pertanian bisa diserap pasar. Hal ini disebabkan petani tidak memahami konsep pemasaran sehingga kesulitan memasarkan produk-produk pertanian yang akhirnya membuat harga tidak stabil atau tidak menguntungkan.

Faktor kedua, sempitnya lahan pertanian karena banyak disulap menjadi lahan industri dan perumahan. Hal ini disebabkan banyak petani menjual lahannya karena menganggap pertanian sudah tidak bisa dijadikan sandaran hidup. Petani tergiur keuntungan sesaat tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi setelah penjualan tanah tersebut.

Perbankan Belum Percaya

Faktor ketiga, kurangnya penelitian yang dilakukan terhadap pertanian maupun produk pertanian, baik oleh pemerintah maupun institusi-institusi terkait, seperti lembaga-lembaga pendidikan tinggi, sehingga pertanian berjalan monoton dan produk pertanian tidak bervariasi. Ini merupakan problematika mendasar dari pola kebijakan pemerintah, di mana tidak ada kebijakan yang merangsang berkembangnya institusi atau lembaga-lembaga penelitian pertanian.

Faktor keempat, kurangnya dukungan finansial bagi dunia pertanian. Selama ini, bank, baik milik pemerintah maupun swasta, kurang mengucurkan kredit bagi usaha-usaha pertanian sehingga sulit untuk berkembang karena kesulitan finansial. Selama pihak perbankan masih belum sepenuhnya percaya terhadap dunia pertanian, dengan sendirinya dunia pertanian kita tidak berkembang.

Kondisi-kondisi itulah yang membuat sektor pertanian tidak berkembang. Oleh karena itu, diperlukan pembenahan kebijakan pemerintah yang lebih kondusif dan konklusif untuk mengembangkan serta meningkatkan kualitas sektor pertanian. Pemerintah perlu melakukan integrasi sektor pertanian dalam kebijakan makro agar tidak berat sebelah mendukung sektor industri. Selain itu, pemerintah perlu menyediakan sarana dan prasarana (termasuk untuk penelitian). Subsidi tetap diperlukan, namun bukan subsidi sektoral, melainkan subsidi kelompok miskin yang kebanyakan berada di pedesaan.

Melihat konstelasi pendidikan pertanian Indonesia yang terus dibongkar pasang—sehingga sekarang kalau melihat daftar di Dikti, disiplin ilmu pertanian untuk program sarjana hanya dua: Agro teknologi dan Agrobisnis—tak berlebihan untuk dikatakan bahwa orientasi neokapitalisme menang. Sisi manusia pertanian yang sudah mulai diabaikan akan membuat orang-orang malu dan minder dengan istilah pertanian.

Proses dehumanisasi dalam pertanian ini pun tampak terasa dengan fakta dileburnya program studi yang berbau sosial ekonomi pertanian/perikanan/peternakan/kehutanan. Sementara itu, fakultas-fakultas ekonomi di berbagai perguruan tinggi di Tanah Air pun tidak menfokuskan pada aspek sosial ekonomi di bidang pertanian/perikanan/peternakan/kehutanan ini. Padahal, kita sadar bahwa Indonesia adalah negara agraris dan negara maritim.

Deden Hendrawan, pemerhati masalah bangsa, alumnus University of Illinois USA – SINAR HARAPAN

Budidaya Anggrek


1. SEJARAH SINGKAT
Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah.
Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai
dibudidayakan secara luas di Indonesia.
2. JENIS TANAMAN
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain:
Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna
ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis,
anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek
Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun
glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.
Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain
tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk
menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari
makanan adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman
lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi
seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.

3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.



download Pdf klik disini

Jumat, 12 Maret 2010

Profil JBP

Sampai tahun 1974, Fakultas Pertanian memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Teknik Pertanian dan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Pada tahun 1975 diadakan perbaikan dan penyempurnaan sistem pendidikan, dengan menerapkan sistem kredit semester. Pada tahun itu pula pembagian jurusan disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan, sehingga dibuka empat jurusan, yaitu Jurusan Agronomi, Sosial Ekonomi Pertanian, Proteksi Tanaman dan Ilmu Tanah. Pada tahun 1978 kembali terjadi perubahan system pendidikan. Dengan diberlakunya sistem pendidikan sarjana berbeban 144 sks, jurusan Agronomi berganti nama menjadi Jurusan Budidaya Pertanian.

untuk informasi lebih lengkap klik disini

FKK HIMAGRI

Mahasiswa adalah insan akademis, anak bangsa dan bagian dari masyarakat ilmiah yang bertanggungjawab terhadap perkembangan iptek dan integritas serta kemajuan bangsanya dimasa yang akan datang. Hal ini menuntut mahasiswa untuk terus bergerak, berkreasi dan berinovasi dalam mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, juga dituntut untuk peka terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsanya baik persoalan ekonomi, sosial, budaya, politik, khususnya disiplin ilmu yang ditekuni sebagai calon intelektual muda yang profetik.

Tanggungjawab tersebut tidak dibebankan pada seseorang, sekelompok atau golongan tapi melainkan adalah tanggungjawab bersama dengan mengesampingkan primordialitas (suku, agama, ras dan golongan) dan mengedepankan jiwa altruistik, egalitarian, dan nilai-nilai ke-Indonesia-an. Olehnya, persatuan dan kerjasama adalah titik temu dari semua itu. Inilah yang menjadi falsafah gerak pendirian sebuah organisasi nasional profesi agronomi yang hingga kini dikenal dengan nama FKK HIMAGRI atau Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia.




Ingin informasi lebih lengkap klik disini